Sebagai orang Kristen Protestan dari suku Mee (Ekari), Doa Bapa Kami bukan hanya sekadar rangkaian kata yang diucapkan dalam ibadah. Ia adalah pengingat yang hidup dan terus berdetak dalam hati kita—sebagai anak-anak Allah dan umat pilihan-Nya. Dalam setiap baitnya, doa ini mengandung kekuatan rohani, menyentuh nilai-nilai budaya kita, dan memperdalam makna hidup beriman di tengah realitas kehidupan orang Mee.
Doa Bapa Kami adalah warisan rohani yang tidak lekang oleh waktu. Doa ini diturunkan langsung oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, sebagai model doa yang sempurna—menyapa Allah sebagai Bapa, memuliakan nama-Nya, memohon agar kehendak-Nya jadi di bumi seperti di surga. Ia bukan hanya ajaran, melainkan jalan hidup. Ketika kita orang Mee melafalkannya, kita menggabungkan iman kepada Kristus dengan kearifan lokal kita yang menjunjung tinggi kebersamaan, saling menghormati, dan keadilan.
Di tengah tantangan zaman, ketika banyak nilai mulai bergeser, Doa Bapa Kami menuntun kita untuk tetap berjalan di jalur kasih, kebenaran, dan pengharapan. Ia mengajarkan kita untuk mengampuni sebagaimana kita pun ingin diampuni, untuk percaya kepada pemeliharaan Tuhan dalam kebutuhan sehari-hari, dan untuk berlindung dari segala pencobaan. Nilai-nilai ini selaras dengan jati diri orang Mee yang hidup dalam harmoni dengan sesama dan alam sekitar.
Lebih dari itu, doa ini menyatukan iman dan budaya kita. Dalam konteks masyarakat Mee, di mana adat dan nilai leluhur sangat dihargai, Doa Bapa Kami memperkuat kepercayaan bahwa Allah hadir dan bekerja dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita diajak untuk menjadi terang dan garam di tanah kelahiran kita, menjadi saksi Kristus di tengah-tengah masyarakat kita—tidak hanya melalui kata, tapi terutama melalui perbuatan kasih dan kebenaran.
Sebagai generasi penerus, kita dipanggil untuk menjaga dan mewariskan doa ini. Bukan sebagai tradisi yang kosong, tapi sebagai napas iman yang hidup. Doa Bapa Kami adalah ikatan antara langit dan bumi, antara Kristus dan orang Mee, antara iman dan budaya. Ia adalah doa yang mengakar, menumbuhkan, dan menguatkan.
(**)